Blog

Takdir di Ujung Ikhtiar: Memoar Inspiratif Prof. Alimatul Qibtiyah

Anak gadis yang merangkak menahan sakit pada telapak yang berdarah, dan perempuan yang berdiri di podium.
Anak gadis yang menggendong sepeda, dan perempuan yang kontraksi di depan para profesor.
Anak gadis yang hendak kabur dari rumah, dan perempuan yang mendapat beasiswa berkali-kali.
Anak gadis yang tertuduh berbohong dan mencuri, dan perempuan yang aktif digerakan anti korupsi.
Anak gadis yang hendak menjadi TKI, dan berakhir sebagai seorang professor di negerinya sendiri.
Percayalah, bahwa anak gadis dan perempuan itu adalah orang yang sama.
Percayalah, kupu-kupu tak pernah salah dalam mengepakan sayapnya.
Percayalah, bahwa pengorbanan, perjuangan, rasa sakit, tangis, lelah, dan rasa yang tak tergambarkan lainnya,
adalah rasa-rasa yang tidak dilihat oleh Tuhan secara gratis.
Kau tahu Ia Maha segalanya, Ia akan membayarnya lebih. Tentu saja.

Banyak orang beralasan atas masa lalu yang buruk untuk menjadi dasar perilaku buruk selanjutnya. Percayalah tidak ada manusia satu pun di muka bumi ini yang tidak memiliki masa lalu yang buruk, bahkan anak raja yang malas-malasan pun kemalasannya akan menjadi masa lalu buruk jika ia besar nantinya.

Alimatul Qibtiyah dalam memoar inspiratif ini, bukan anak raja, bukan anak orang kaya, malah ia dirawat oleh mereka yang bukan orangtua kandungnya—meski mereka masih hidup kala itu. Hidup dalam keluarga angkat di Madura yang keras, kondisi sakit-sakitan, dan hidup serba kekurangan dan keterbatasan yang ia terima semasa kecil justru menjadikannya manusia berani, bukan berani melakukan yang lebih buruk, tapi berani melakukan yang jauh lebih baik lagi.

Di tengah hidup yang serba keterbatasan, kekurangan bahkan sakit-sakitan, Tuhan selalu menjadi penawar satu-satunya. Bahkan sejak kecil di mana ia masih belum mengerti apa arti hadirnya Tuhan. Saat dewasa, ia menikah dan perjalanan pun masih saja belum mudah. Memoar ini memberitahu bahwa Anda tidak sendirian, Anda bukan satu-satunya yang pernah bersedih. Anda bukan satu-satunya yang sukses dari kemurahan Tuhan dan kerja keras. Anda juga bukan satu-satunya yang pernah gagal, dan Anda juga bukan satu-satunya orang yang bertanya mengapa Anda menjadi perempuan sementara Anda memiliki kekuatan layaknya lelaki.

Perjalanan spiritual, cinta, biduk rumah tangga, cita-cita, dan segala hal yang bisa Anda pelajari ada di memoar ini. Khususnya bagi Anda, yang belum menemukan alasan Tuhan mengapa Anda dijadikan perempuan.

Simak peluncuran buku Takdir di Ujung Ikhtiar: Memoar Inspiratif Prof. Alimatul Qibtiyah, S.Ag., M.Si., M.A., Ph.D. di bawah ini:

Miliki segera buku Takdir di Ujung Ikhtiar karya Alimatul Qibtiyah, Dian Evita Nirmalasari, dan Retno D.N ini. Seluruh royalti akan DIWAKAFKAN, termasuk untuk pemulihan korban kekerasan seksual. Pesan sekarang melalui tautan ini.

Alimatul Qibtiyah
Aktivis perempuan dan peneliti masalah gender. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan 'Aisyiyah (LPPA) Pimpinan Pusat Aisyiyah. Komisioner Komnas Perempuan. Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Kalijaga.
http://genderprogressive.com/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *