Prof. Dr. Alimatul Qibtiyah selaku wakil dari Muhammadiyah membicarakan tentang persoalan yang dihadapi oleh perempuan di Indonesia dan strategi yang diperlukan untuk menjawab persoalan tersebut. Persoalan yang sering dihadapi oleh perempuan Indonesia adalah kesetaraan gender.
“Persoalan ketidaksetaraan ini dapat dilihat dari jumlah profesor di perguruan tinggi di Indonesia yang tidak seimbang. Jumlah profesor laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, serta jumlah pemimpin perempuan di perguruan tinggi hanya sekitar 15-20%,” ungkap Alimatul Qibtiyah.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga ini juga mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap perempuan seperti kasus pemerkosaan dianggap disebabkan oleh cara berpakaian perempuan yang dianggap mengundang hasrat laki-laki. Ini adalah stereotipe yang menyalahkan korban bukan pelaku. Alimatul Qibtiyah menawarkan solusi supaya kesetaraan gender dapat tercapai. Salah satunya yaitu memahami bahwa manusia di bumi ini memiliki derajat yang sama.
“Nabi diutus sebagai rahmat dan seluruh manusia adalah hamba Tuhan bukan hamba manusia” ujarnya.
“Pada awalnya tidak menganggap perempuan itu penting dan harus dihormati, dan ketika Islam datang Allah menyebutkan perempuan juga memiliki hak otonom,” imbuhnya.
Persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan ini berimplikasi pada peranan yang dimiliki oleh perempuan. Perempuan juga memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki seperti untuk menjadi pemimpin, bekerja pada sektor publik, dan politik. Dengan demikian, salah satu ajaran Islam Rahmatan Lil ‘Alamin adalah mendudukkan perempuan sama dengan laki-laki. Perbedaan di antara keduanya hanya dibuktikan dengan ketakwaan.
Perkataan tersebut disampaikan dalam Online International Seminar “Building International Cooperation to Reinforce Commitments s and Practices of Islam as Rahmatan Lil ‘Alamin”, Rabu (26/1/2022). Kegiatan tersebut digelar oleh INFID, PP Muhammadiyah, dan PBNU.
Diterbitkan pertama kali dalam https://arrahim.id/red/alimatul-qibtiyah-laki-laki-dan-perempuan-memiliki-kedudukan-dan-kesempatan-yang-sama/